SEBUAH PEMANDANGAN YANG TERINCI
TENTANG UPAH BAGI ORANG SETIA!
“Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.” 1 Korintus 3:14.
“Orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan berkeinginan untuk memperbaiki talenta yang telah diberikanNya kepadanya, sehingga mereka menjadi berkat bagi orang lain. Dan kelak pintu-pintu gerbang surga akan dibukakan lebar-lebar untuk mengizinkan mereka masuk, dan dari bibir Raja Kemuliaan itu penghormatan akan terdengar ke telinga mereka seperti musik yang terindah, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Matius 25:34. Maka umat tebusan akan disambut menuju istana-istana yang disediakan oleh Yesus bagi mereka. Di sana sahabat-sahabat mereka bukanlah orang-orang jahat di bumi, melainkan orang-orang yang melalui pertolongan ilahi telah membentuk tabiat-tabiat yang sempurna. Setiap kecenderungan berdosa, setiap ketidaksempurnaan, telah dihapuskan oleh darah Kristus; dan kesempurnaan dan terang kemuliaanNya, yang jauh melebihi terang matahari dalam gemerlap siang hari, dikaruniakan kepada mereka. Dan keindahan moral, kesempurnaan tabiatNya, bersinar melalui mereka yang bernilai jauh melebihi gemerlap luarnya. Mereka tanpa cacat di hadapan takhta putih yang agung, memiliki martabat dan keistimewaan sama dengan para malaikat.”¬ Maranatha, 324:2.
“Ketaatan kepada seluruh hukum Tuhan adalah syarat untuk dapat makan dari pohon kehidupan. Adam jatuh karena ketidaktaatan.
“Ketaatan melalui Yesus Kristus memberikan kepada manusia kesempurnaan tabiat dan hak atas pohon kehidupan. Syarat-syarat untuk dapat mengambil bagian kembali dalam buah dari pohon itu dinyatakan dengan jelas di dalam kesaksian Yesus Kristus kepada Yohanes: 22:14. “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya [melakukan perintah-perintahNya, KJV]. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Wahyu 22:14.”-Bible Commentary, Volume 1, 1086 (Mar¬anatha, 325:5-6).
“Pelangi di atas takhta adalah kesaksian kekal bahwa “Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal.” Yohanes 3:16.
“Seperti busur pelangi di awan terbentuk dari persatuan antara terang matahari dan rintik hujan, demikianlah pelangi yang mengitari takhta menyatakan kuasa gabungan antara kasih kemurahan dan keadilan. Bukanlah keadilan semata yang harus dipelihara; karena ini akan menutupi kemuliaan pelangi perjanjian di atas takhta; manusia hanya dapat melihat akibat dari hukum. Di mana tidak terdapat keadilan, tidak terdapat hukuman, tidak akan ada kestabilan pemerintahan Tuhan. Di dalam gabungan antara penghakiman dan kasih kemurahan itulah keselamatan menjadi lengkap.
“Kasih kemurahan mengundang kita untuk masuk melalui pintupintu gerbang kota Tuhan, dan keadilan dipenuhi untuk memberikan kepada setiap jiwa yang penurut hak-hak istimewa sebagai anggota keluarga kerajaan, anak Raja surgawi. Jikalau kita memiliki cacat dalam tabiat, kita tidak dapat melewati pintu-pintu gerbang kemurahan yang dibuka bagi orang-orang yang taat; karena keadilan berdiri pada pintu masuknya,dan menuntut kekudusan kepada semua orang yang hendak melihat Tuhan.
“Ketika keadilan hilang, dan jikalau memungkinkan bagi kasih kemurahan ilahi untuk membuka pintu-pintu gerbang bagi seluruh umat manusia, apapun tabiat mereka, maka akan ada kekecewaan dan pemberontakan di dalam surga yang lebih buruk, melebihi keadaan sebelum Setan dibuang dari surga. Kedamaian, kebahagiaan, dan keselarasan surga akan hancur. Perubahan dari bumi ke surga tidak akan mengubah tabiat manusia; kebahagiaan umat tebusan di surga berasal dari tabiat yang dibentuk dalam kehidupan ini sesuai dengan citra Kristus. Orang-orang kudus di surga pertama-tama adalah orang-orang kudus di bumi.
“Keselamatan yang menyebabkan Kristus melakukan pengorbanan sedemikian bagi keuntungan manusia, hanya itu sajalah yang bernilai; karena itulah yang menyelamatkan manusia dari dosa… Maka hukum Tuhan tidak dilemahkan oleh Injil, namun kuasa dosa dipatahkan, dan tongkat kasih kemurahan diarahkan kepada orang berdosa yang menyesali dosa-dosanya… Tuhan tidak pernah melupakan umatNya dalam pergumulan mereka melawan kejahatan, biarlah Yesus selalu menjadi tema kita.”-Review, 19 Desember 1892 (Maranatha, 326:2-6).
“Engkau akan memandang raja dalam semaraknya, akan melihat negeri yang terbentang jauh.” Yesaya 33:17.
“Jikalau kita ingin melihat Raja dalam keindahanNya, kita harus berkelakuan layak. Kita harus menghilangkan kekanak-kanakan kita. Ketika provokasi datang, biarlah kita diam. Ada saat ketika berdiam adalah kefasihan bicara. Kita harus menyatakan kesabaran dan kebaikan dan ketenangan yang akan menjadikan kita layak disebut putra dan putri Tuhan. Kita harus percaya kepadaNya, dan percaya di dalam Dia, dan bersandar kepadaNya. Kita harus mengikut jejak langkah Kristus. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9:23. Mungkin berdiam adalah salib yang berat ketika kita harus melakukannya. Mungkin itu adalah disiplin yang menyakitkan, namun biarlah saya meyakinkan anda bahwa berdiam akan berbuat lebih banyak dalam mengalahkan kejahatan daripada topan perkataan penuh kemarahan.
“Di sini di dunia ini kita harus belajar seperti apa kita seharusnya untuk mendapat tempat di dalam istana surga. Kita harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang ingin diajarkan oleh Kristus kepada kita, sehingga kita menjadi siap untuk diangkat ke sekolah yang lebih tinggi di dalam istana di atas, di mana Juruselamat akan menuntun kita ke tepi sungai kehidupan, menjelaskan kepada kita banyak hal yang kita tidak dapat pahami di sini… Di sana kita akan melihat kemuliaan Tuhan seperti yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Sekarang kita hanya memperoleh secercah dari kemuliaan itu, karena kita tidak terus belajar mengenal Tuhan.” -In Heavenly Places, 365:2-3 (Maranatha, 327:1-3).
“Telah lama kita menunggu, namun pengharapan kita tidak boleh meredup. Seandainya kita dapat melihat Raja dalam keindahan-Nya kita akan berbahagia untuk selama-lamanya.” -8 Testimnnies, 253:1 (Maranatha, 327:5).
“Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.” Wahyu 14:1.
“Rombongan yang menang itu, dengan nyanyian-nyanyian kemenangan dan dengan mahkota dan harpa, telah melintasi tungku penderitaan jasmani yang bernyala-nyala ketika dinyalakan dan sangat panas. Dari kekurangan, kelaparan dan siksaan, mereka datang, dari penyangkalan diri yang dalam dan kekecewaan pahit, memandang mereka sekarang sebagai pemenang, tidak lagi miskin, tidak lagi menderita, dalam penderitaan dan dibenci oleh semua manu-sia demi Kristus. Pandanglah jubah surgawi mereka, putih dan bersinar, lebih indah daripada jubah raja manapun, lihatlah dengan iman mahkota permata mereka, belum pernah mahkota seperti itu berada di atas kepala raja manapun di bumi.
“Dengarlah suara-suara mereka ketika mereka menyanyikan hosana dengan keras dan ketika mereka melambaikan cabang-cabang palma kemenangan. Musik yang indah memenuhi surga ketika suara mereka menyanyikan perkataan ini: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” Wahyu 5:12. Dan para penghuni surga, rombongan malaikat, dan pimpinan malaikat, kerub yang menutupi dan serafim yang mulia, menggemakan kembali bagian ulangan dari nyanyian kemenangan yang penuh sukacita itu, dan berkata: “Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” Wahyu 7:12.
“Oh, pada hari itu akan ditemukan bahwa orang-orang yang benar adalah orang-orang yang bijaksana, sementara orang-orang berdosa dan melanggar adalah orang-orang bodoh… Kehinaan dan hukuman kekal adalah bagian mereka. Orang-orang yang telah bekerja sama bagi Kristus akan berada di dekat takhta Tuhan, diselubungi dengan kekudusan dan jubah kebenaran kekal.” -In Heavenly Places, 371 :3-5 (Maranatha, 329:1-5).
“Ketika saya memikirkan perkataan Daniel, saya menemukan diri saya terbangun di tengah malam dan mengulanginya terus menerus: “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” Daniel 12:3. Lihatlah kepada matahari dan bintang-bintang yang berbaris di langit, dan dikenal namanya. Tuhan berkata bahwa mereka yang membawa banyak orang kepada kebenaran, akan bersinar seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.” -In Heav¬enly Places, 364:2 (Maranatha, 330:2).
“Untuk mengetahui betapa pentingnya bagi kita perkara-perkara dalam pertobatan jiwa dari kesalahan menuju kebenaran, kita harus menghargai nilai kekekalan; kita harus menyadari betapa mengerikannya penderitaan kematian kedua; kita harus memahami kemuliaan dan kehormatan yang menunggu orang-orang tebusan, dan memahami apa artinya hidup di hadirat Tuhan, yaitu Dia yang telah mati sehingga Dia dapat mengangkat dan memuliakan manusia, dan memberikan mahkota kerajaan kepada si pemenang.
“Nilai sebuah jiwa tidak dapat sepenuhnya dihitung oleh pikiranpikiran fana. Betapa bersyukurnya umat yang ditebus dan dimuliakan ketika mengingat orang-orang yang telah menjadi alat bagi keselamatan mereka! Tidak seorangpun kemudian akan menyesali usaha-usaha penyangkalan diri dan jerih payah yang tekun, kesabarannya, ketabahannya, dan kerinduan hati yang tulus bagi jiwa-jiwa yang mungkin telah hilang jikalau ia mengabaikan kewajibannya ataupun menjadi lelah berbuat baik.
“Sekarang orang-orang yang berjubah putih ini telah berkumpul dalam kawanan Gembala Yang Agung. Para pekerja yang setia dan jiwa-jiwa yang diselamatkan melalui pekerjaannya disambut oleh Anak Domba di tengah-tengah takhta, dan dituntun kepada pohon kehidupan dan kepada sumber air kehidupan. Dengan sukacita apakah hamba Kristus memandang umat tebusan ini, yang diciptakan untuk mendapat bagian dalam kemuliaan Penebus! Betapa lebih berharga surga bagi mereka yang telah setia dalam pekerjaan menyelamatkan jiwa-jiwa!”-5 Testimonies, 620:2-621:1 (Marana¬tha, 330: 3-5).
“Apa yang telah dilakukan dalam kerjasama antara manusia dan Tuhan adalah pekerjaan yang tidak akan pernah binasa, namun bertahan selama abad-abad kekekalan. “-Fundamentals of Education, 199:2 (Maranatha, 330:6).
“Yohanes, ketika mendapat khayal, melihat serombongan berjubah putih… Mereka tampak di dalam bait suci Tuhan. Inilah hasil bagi orang yang berpegang teguh pada kebajikan Kristus dan membasuh jubah mereka di dalam darahNya. Setiap kesempatan telah diberikan sehingga kita dapat duduk dengan Kristus di atas takhtaNya, namun syaratnya adalah kita harus selaras dengan hukum Tuhan.
“Kita tidak ingin kehilangan surga. Kita harus membawa percakapan kita tentang perkara-perkara surgawi. Di sana, tidak akan ada lagi kematian ataupun penderitaan. Mengapakah kita begitu segan untuk berbicara tentang perkara-perkara ini? Mengapa kita bertahan dengan perkara-perkara duniawi? Rasul itu mendesak kita untuk memiliki percakapan-percakapan surga, “Karena kewargaan kita [percakapan kita, KJV] adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat” Filipi 3:20). Kristus akan segera kembali untuk mengumpulkan orang-orang yang telah bersedia, dan membawa mereka ke tempat yang mulia ini… Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” Ibrani 9:28.
“Apakah kita suka memikirkan peristiwa ini atau apakah kita ingin menundanya?… Semakin banyak kita berbicara tentang Yesus, semakin besar kita akan mencerminkan citra ilahiNya. Dengan memandang kita akan diubahkan. Kita perlu membawa Kristus ke dalam pengalaman keagamaan kita. Ketika kamu berkumpul bersama, biarlah percakapanmu adalah tentang Kristus dan keselamatanNya… Semakin kita berbicara tentang Yesus, semakin banyak keindahanNya yang tak tertandingi akan kita pandang.
“Orang-orang yang tidak dapat menikmati berpikir dan berbicara tentang Tuhan dalam kehidupan ini, tidak akan menikmati kehidupan mendatang, di mana Tuhan selalu hadir, berdiam di antara umat-Nya. Akan tetapi orang-orang yang suka berpikir tentang Tuhan akan menghirup suasana surga di dalam unsur-unsurnya. Orang-orang yang di atas bumi menyukai pikiran-pikiran tentang surga akan bergembira dalam hubungan dan kesenangan kudus itu.’ ‘-In Heavenly Places, 370:2, 4-5 (Maranatha, 331:2-5).
“Seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala! Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.’ Yesaya 64: 3, 4.
“Banyak orang yang rindu untuk masuk ke dalam kemuliaan dunia kelak dan memiliki rahasia-rahasia misteri kekal dibukakan kepada mereka, namun mereka mengetuk dengan sia-sia. Apa yang dinyatakan itulah bagi kita dan anak-anak kita…Sang Pembuka Agung itu telah membukakan ke dalam kecerdasan kita banyak hal yang mendasar sehingga kita dapat memahami daya tarik surgawi dan menghormati imbalan dari penghargaan itu.
“Pernyataan-pernyataan Yesus tentang perkara-perkara surgawi adalah memiliki tabiat yang hanya dapat dihargai oleh pikiran rohani.Imajinasi mungkin menggunakan seluruh kuasanya untuk menggambarkan kemuliaan surga, akan tetapi “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 2:9. Makhluk-makhluk cerdas surga ada di sekeliling kita… Para malaikat terang menciptakan suasana surgawi di sekeliling jiwa, mengangkat kita kepada hal yang tidak tampak dan kekal. Kita tidak dapat memandang wujud mereka dengan pandangan alami kita; hanya dengan pandangan rohani kita dapat mengenali perkara-perkara surgawi. Kuasa-kuasa manusiawi kita akan sirna oleh kemuliaan malaikat terang, yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Telinga rohani sajalah yang dapat mendengar keselarasan suara-suara surga.Bukanlah rencana Kristus untuk mendorong emosi dengan penggambaran yang berkilauan… Ia telah menyatakan diriNya dengan kejelasan yang cukup, jalan,kebenaran dan hidup,dan satu-satunya sarana untuk memperoleh keselamatan. Yang benar-benar dibutuhkan adalah tidak lebih daripada ini.
“Dia dapat membawa jiwa manusia kepada perbatasan surga, dan melalui pintu yang terbuka menunjukkan kepada kita kemuliaan batin yang membanjiri bait suci surga dan bersinar melalui pintu-pintunya; akan tetapi kita dapat memandangnya dengan iman, bukan dengan mata jasmani. Dia tidak pernah melupakan bahwa kita adalah alat-alatNya, untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan di dalam dunia yang seluruhnya telah dibakar dan dirusak oleh kutuk. Di dalam dunia inilah, yang dibungkus dengan kegelapan moral seperti kain penutup kematian, di mana kegelapan menutupi bumi dan kegelapan yang pekat menutupi manusia, maka kita harus berjalan dalam terang surga.” -In Heavenly Pla¬ces, 366:1-2, 4 (Maranatha, 332:1-4).
“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” 2 Korintus 4:18.
“Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Wahyu 22:14.
“Apakah kita berharap untuk masuk ke surga pada akhirnya dan bergabung dengan paduan suara surga? Sama seperti kita masuk ke dalam kubur, demikianlah kita akan ke luar daripadanya, sejauh berkenaan dengan tabiat.. Sekaranglah saat untuk pembasuhan dan pelurusan.
“Yohanes melihat takta Tuhan dan di sekitar takhta itu satu kelompok, dan ia bertanya, Siapakah mereka? Jawabannya adalah, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.’ (Wahyu 7:14). Kristus menuntun mereka menuju mata air kehidupan, dan di sana ada pohon kehidupan dan Juruselamat yang mulia. Di sini dinyatakan kepada kita sebuah kehidupan yang sesuai dengan kehidupan Tuhan. Tidak ada penderitaan, kesedihan, penyakit, ataupun kematian di sana. Segala sesuatunya adalah kedamaian, keselarasan dan kasih.
“Sekaranglah saatnya untuk menerima kasih karunia dan kekuatan dan kuasa untuk disatukan dengan usaha-usaha manusia sehingga kita dapat membentuk tabiat-tabiat bagi kehidupan kekal. Ketika kita melakukan ini kita akan mendapati bahwa malaikat-malaikat Tuhan akan melayani kita, dan kita akan menjadi pewaris Tuhan dan pewaris bersama Yesus Kristus. Dan ketika sangkakala terakhir akan ditiup, dan orang-orang mati akan dipanggil keluar dari rumah penjara mereka dan diubahkan dalam sekejap, dalam sekejap mata, mahkota kemuliaan kekal akan diletakkan di atas kepala para pemenang. Pintu-pintu gerbang mutiara akan berayun terbuka bagi bangsabangsa yang telah memelihara kebenaran dan mereka akan masuk. Pertentangan telah berakhir.”
“Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Mat. 25:34). Apakah kita menginginkan kehormatan ini? Saya menginginkannya, dan saya percaya anda juga. Semoga Tuhan menolong kita sehingga kita dapat berperang dalam peperangan kehidupan ini dan memperoleh kemenangan hari demi hari dan pada akhirnya berada di antara orang-orang yang akan meletakkan mahkotanya di kaki Yesus dan membunyikan harpa emas dan mengisi seluruh surga dengan musik yang terindah. Saya ingin anda mengasihi Yesus… Janganlah menolak Juruselamat saya, karena Ia telah membayarkan dengan harga yang takterhingga bagi anda. Saya melihat di dalam Yesus keindahan yang taktertandingi, dan saya ingin anda melihat keindahan ini juga”- In Heavenly Places, 369:2-3, 5 (Mara¬natha, 334:1-5). (Bersambung kebagian 11)